Seni ukir KEKARANGAN


Kekarangan menampilkan suatu bentuk hiasan dengan suatu karangan yang berusaha mendekati bentuk-bentuk flora yang ada dengan penekanan bagian-bagian keindahan. Seperti jenis keketusan atau pun pepatran, jenis kekarangan sangat banyak ditemukan dalam ragam hias tradisional Bali, seperti: Karang Simbar merupakan hisan yang menyerupai atau mendekati tumbuh-tumbuhan yang mirip tanduk menjangan dengan daun terurai menjalar kebawah; Karang Bunga adalah jenis ragam hias yang berbentuk bunga dengan kelopak dan seberkas daun. Disamping bentuk flora, ide dasar bentuk kekarangan juga bersumber dari bentuk binatang atau jenis fauna yang dikarang keindahannya, seperti: Karang Guak adalah stiliran dari kepala burung tanpa rahang bawah, dan dari mulutnya keluar tumbuh-tumbuhan sejenis pidpid dan simbar; Karang Gajah disebut juga Karang Asti merupakan stiliran dari binatang gajah; Karang Bentulu adah kombinasi dari kepala burung yang bermata satu tanpa hidung dan tanpa rahang bawah. Kekarangan yang lainnya seperti: Karang Tapel, Karang Sae, Karang Boma dan lain sebagainya. Dalam arsitektur rumah tinggal tradisional Bali kekarangan umumnya menempati bidang-bidang tonjolan terutama di sudut-sudut

Penempatan jenis kekarangan dalam arsitektur rumah tinggal tradisional Bali tetap memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang logis, seperti: Karang Guak, karena burung 
diasosiasikan bersayap maka hidupnnya selalu di alam atas, maka letaknya pada bangunan selalu di bagian atas. Demikian pula dengan Karang Gajah yang letaknya selalu di bawah (bebaturan rumah), karena gajah dianggap memiliki kekuatan yang sangat tinggi, sehingga ia akan dapat menopang beban bangunan yang dimaksud. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kehadiran unsur-unsur estetik arsitektur tradisional Bali tidak terlepas dari kepercayaan religius masyarakatnya melalui penyatuan unsur-unsur yang bersifat transendental. Ungkapan ini sangat sejalan dengan pandangan asitektur tradisional menurut Widagdo yang mengatakan bahwa kematangan desain dalam arsitektur tradisional terlihat pada kemampuan dalam memadukan unsur-unsur ideal estetis dan unsur-unsur paraktis. Adapun yang dimaksud dengan unsur ideal di sini adalah menyatukan unsur-unsur transedental dan kepercayaan masyarakatnya dalam konteks kosmologis dengan


pengungkapan bahasa arsitektur. Ekspresi dari karya arsitektur tradisional adalah keterpaduan. Dalam estetikanya tidak pernah ada sebuah dikotomi antara fungsi arsitektur dengan estetika, jadi bentuk arsitektur adalah ekspresi dari berbagai aspek desain.(Widagdo, 2000; 38) Melalui kaidah-kaidah estetikanya bentuk arsitektur tradisional Bali mencapai kewajaran sesuai dengan hakekat keberadaan arsitektur itu sendiri.

Kehadiran unsur-unsur estetika dalam arsitektur rumah tinggal tradisional Bali sarat dengan pesan-pesan religi, sehingga keindahan arsitektur rumah tinggal bagi masyarakatnya dinilai pada sejauh mana kemampuan udagi Bali menyatukan unsur-unsur transeden dalam bahasa arsitektur. Oleh karena itu arsitektur yang ‘indah’ bagi masyarakatnya dikatakan sebagai karya arsitektur yang memiliki ‘taksu’, yakni bangunan yang lahir dari kreativitas budaya murni dan memberi kekuatan spiritual yang tinggi bagi pemilik dan lingkungannya. (Astika, 1994; 121)

JENIS JENIS KEKARANGAN


Karang Barong Ket

Karang Gajah

Karang Tapel

Karang Boma
Demikian artikel tentang KEKARANGAN , semoga bermanfaat :)
Seni ukir KEKARANGAN Seni ukir KEKARANGAN Reviewed by Putu Ardipa on Oktober 03, 2017 Rating: 5

Tidak ada komentar

Featured Posts

[Break][feat1]